KhutbahJum'at tentang hakikat kenapa keluarga Ibrahim disebut dalam shalat bersanding dengan disalawat kan nya nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Pujian dan rasa syukur semoga senantiasa mengiringi perjalanan hidup kita, Karena salah satu sumber kebahagiaan adalah memperbanyak kesyukuran kepada Allah SWT. Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهْ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلَّا الله، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ الله، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ۞ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah SWT. Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala atas segala anugerah-Nya yang dilimpahkan kepada kita semua, khususnya anugerah ketakwaan dan keimanan. Maka, wasiat terpenting yang ingin Khotib sampaikan pada kesempatan ini, mari kita semua senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaan kita Kepada Allah swt. Tentu jauh lebih baik lagi bila kita semua mampu meningkatkan kualitasnya, yaitu dengan cara bersungguh-sungguh menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larang-Nya. Sehingga kita bisa mencapai derajat hakikat taqwa yang sesungguhnya. Tentang hakikat taqwa, Abdullah Ibnu Mas’ud – radiyallahu anhu, menjelaskan ليس تقوى الله بصيام النهار ولا بقيام الليل والتخليط فيما بين ذلك، ولكن تقوى الله ترك ما حرم الله وأداء ما افترض الله ”Takwa kepada Allah bukanlah dengan berpuasa di siang hari, bukan pula dengan cara beribadah di malam hari, juga tidak dengan cara mengerjakan keduanya sekaligus. Tetapi, hakikat taqwa adalah meninggalkan setiap apa yang diharamkan oleh Allah dan menunaikan segala apa yang diperintahkan oleh-Nya.” Jama’ah Jum’ah yg dirahmati Allah SWT. Jauh hari sebelum negeri ini ada, jauh hari sebelum negeri ini merdeka dari tangan para penjajah Allah SWT dalam Al-qur’an telah mengingatkan kepada kita semua bahwa betapa pentingnya keimanan dan ketaqwaan, karena dengan keimanan dan ketaqwaan seseorang bisa menggapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat nanti, dan dengan ketaqwaan seseorang bisa menggapai keberkahan hidup untuk dirinya sendiri, terlebih keberkahan untuk negeri kita tercinta ini. Dalam Al-qur'an Surat Al-A’rof ayat 96 Allah Swt. Berfirman ولو أن اهل القري امنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركت من السماء والارض ولكن كذبوا فاخذنهم بما كانوا يكسبون. “Andaikata masyarakat suatu desa/penduduk sebuah negara mau beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Niscaya akan aku bukakan sebuah keberkahan yang datang dari langit dan bumi, akan tetapi mereka semua sama mendusatkan, maka aku datangkan sebuah cobaan, siksaan/bencana bagi mereka sebab dosa-dosa yang mereka lakukan”. Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah Swt. Mari kita buka kembali lembaran sejarah lama perjalanan negeri tercinta kita ini, betapa seringnya negeri ini dilanda bencana, musibah yg datang silih berganti. Ada banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi, tsunami semua itu terjadi bukan murni karena faktor alam semata, tapi bisa jadi merupakan sebuah peringatan dari Allah SWT atas segala kesalahan, dosa, dan kemaksiatan yang telah kita lakukan selama ini. Dan ironisnya, ketika ada bencana/musibah yang melanda negeri ini bahkan kadangkala sampai menelan puluhan bahkan ratus korban jiwa, tidak satupun pemimpin di negeri ini yang mangajak rakyatnya untuk bersama-sama melakukan taubat Nasional, memohon ampunan kepada Allah SWT. Atas segala kesalahan dan dosa-dosa yang kita lakukan selama ini agar negeri ini dijauhkan dan diselamatkan dari segala bentuk bencana dan musibah. Karena Allah SWT. tidak akan pernah menurunkan suatu adzab, musibah, bencana di muka bumi ini pasti semua itu karena akibat dari prilaku manusia itu sendiri. Jama'ah jum'ah yg dirahmati Alloh SWT. Dalam ayat tersebut ada dua kalimat امنوا dan واتقوا ini menandakan bahwa satu sama lain tidak boleh dipisahkan, artinya jika hidup kita ingin berkah, negeri ini, bangsa ini rakyatnya ingin mendapatkan keberkahan, diberi rizqi yang melimpah, dijauhkan dari segala bencana dan musibah, diberi pemimpin yang punya sifat sidik dan amanah, kuncinya hanya satu penduduk negeri ini harus menjadi orang yang beriman dan bertaqwa. Dengan demikian keimanan seseorang namun tidak disertai dengan nilai-nilai ketaqwaan, percuma tidak ada artinya. Ataupun sebaliknya, ketaqwaan seseorang tanpa didasari dengan keimanan juga tidak ada gunanya. Dimana ada keimanan disitu harus disertai nilai-nilai ketaqwaan, dimana ada ketaqwaan disitu harus dilandasi dengan keimanan. Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah. Bahwa keimanan dan ketaqwaan seseorang tidak hanya sekedar bisa mengantarkan kita untuk menggapai kebahagiaan di dunia, namun lebih dari itu keimanan dan ketaqwaan bisa mengantarkan kita untuk mencapai kebahagia di dunia sampai akhirat nsnti. Hal ini sesuai janji Allah Swt. Dalam Al-qur’an Surat Al-Ma’idah ayat 09. وعدالله الذين امنوا وعملواالصالحة لهم مغفرة واجر عظيم "Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal Sholeh, baginya akan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar ". Dalam tafsir Jalalain dijelaskan bahwa yang dimaksud اجر عظيم dalam ayat tersebut di atas adalah sorga. Dengan demikian orang yg beriman dan beramal Sholeh oleh Allah SWT akan dijanjikan akan mendapatkan pahala dan kebahagiaan berupa sorga besok di akhirat nanti, dan muhal janji Allah diingkari. Jama’ah Jum’ah yg dirahmati Allah. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW telah mengingatkan kita semua dalam sabdanya سياءتي زمان على امتى يفرون من العلماء والفقهاء فيبتليهم الله بثلاث بليات اولاها ير فع الله البركة من كسبهم، والثانية يسلط الله تعالي عليهم سلطانا ظالما، والثالثة يخرجون من الدنيا بغير إيمان “Akan datang/terjadi pada ummatku, dimana mereka lari/ meninggalkan para ulama dan meninggalkan orang-orang ahli fiqih, Maka, Allah akan menurunkan tiga cobaan/ujian. Yang pertama Allah akan mengangkat/menghilangkan keberkahan dari pekerjaan/usaha mereka. Yang kedua Allah akan memberikan kepada mereka seorang penguasa pemimpin yang dzolim. Yang ketiga Mereka keluar mati meninggalkan alam dunia tanpa membawa keimanan”. Saat ini rupanya sudah terjadi, Ulama dan orang-orang yang ahli fiqih. sudah tidak lagi jadi panutan, nasehatnya , fatwanya sudah tidak lagi didengarkan, justru sebaliknya, yang dijadikan panutan mereka adalah para artis yang baru hijrah mendadak jadi ustadz yang hanya mengerti satu, dua masalah agama yang dipelajari secara instant. Dengan demikian, jika kita merasa kesulitan dalam mencari nafkah, selalu merasa kurang dan kurang, uang dapat pagi habis sore hari, penghasilan kita terasa besar tapi tidak pernah tersisa, mungkin dari uang yang kita dapatkan sudah tidak ada lagi nilai keberkahan, jangan dulu menyalhkan orang lain tapi coba instropeksi diri kita sendiri bagaimana kwalitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Dan masihkah kita berpegang teguh dengan ajaran para Ulama dan Fuqoha atau justru sebaliknya kita sudah jauh meninggalkanya. Begitu pula ketika kita diberi pemimpin dan dianggap melakukan banyak pelanggaran hukum, sering melakukan hal-hal yang tidak terpuji dan ketidak adilan yang bisa dikategorikan perbuatan dzolim mungkin semua itu berawal dari prilaku kita sebagai rakyat yang sudah sangat jauh / lari meninggalkan ajaran para Ulama dan Fuqoha. Semoga kita semua oleh Allah SWT. Senantiasa diberi Rizqi yang barokah, diberi pemimpin yang sidiq dan amanah, dan saat mati meninggalkan alam dunia nanti dalam keadaan Khusnul khotimah, membawa iman dan Islam. Amin ya .., robbal Alamin. اللهم إن طاعاتِـنا وقرباتنا كلَها هدية هابطة منك إلينا، ثـم إنها عائدة بتفضل منك إليك، فتقبلِ اللَّهم منا ما تفضّلت به علينا، ولك الشكر على ما مننت به علينا قدرة وعونا وتوفيقا. بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَتِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ودَمِّرْ أَعْدَآءَ الدِّيْنِ وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا إِنْدُوْنِيْسِيَا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكم، وَلَذِكرُ اللهِ أَكْبَرُ. H. Abdul Rofi’ Afandi Wakil Ketua RMI PWNU Jawa Barat JAKARTA Teks khutbah Jum'at tentang tujuan hidup manusia di dunia tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT. Namun, dalam perjalanannya umat manusia menemui banyak rintangan dan godaan. Bahkan, tidak sedikit yang tergelincir ke perbuatan dosa dan maksiat. Karena itu, sebagai Muslim sejati perlu kiranya meluruskan kembali tujuan
Ilustrasi ceramah. ©2016 - Contoh khutbah Jumat lengkap dengan doa penting diketahui setiap khatib. Khutbah merupakan kegiatan berdakwah yang mengajak orang lain untuk meningkatkan ketakwaan, keimanan, dan pesan keagamaan lainnya. Biasanya, di akhir khutbah, khatib akan membaca doa penutup. Melansir dari NU Online, khutbah adalah menyampaikan nasihat dan pesan tentang takwa. Khutbah berkaitan erat dengan ibadah salat atau ibadah lainnya. Di akhir khutbah Jumat biasanya khatib juga akan mengajak jemaah untuk berdoa bersama-sama sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT agar senantiasa melindungi dan memberikan keberkahan hamba-Nya. Khutbah Jumat lengkap dengan doa bisa dijadikan referensi para khatib yang akan naik ke atas mimbar. Berikut contoh khutbah Jumat lengkap dengan doa yang dilansir dari dari 4 halaman Contoh Khutbah Jumat Lengkap dengan Doa tentang Pentingnya Bersyukur ©2016 Contoh khutbah Jumat lengkap dengan doa yang pertama tentang pentingnya bersyukur. Berikut khutbah Jumat dengan tema pentingnya rasa syukur kepada Allah SWT Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah semata. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulillah SAW, keluarga, serta sahabat-sahabatnya yang mulia. Selanjutnya, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi kesempatan untuk berkumpul di sini dan melaksanakan khutbah Jumat. Hadirin jemaah yang dirahmati Allah, Mari kita renungkan tentang pentingnya rasa syukur dalam hidup kita sebagai seorang Muslim. Syukur adalah sikap menghargai, mengakui, dan bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita. Allah berfirman dalam Surah Ibrahim ayat 7, artinya "Dan ingatlah, ketika Tuhanmu memberitahukan "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." QS. Ibrahim 7 Rasa syukut bukan hanya terwujud dalam ucapan, tetapi juga dalam tindakan nyata. Kita harus menghargai dan memanfaatkan setiap nikmat yang Allah berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Dengan bersyukur, kita akan semakin mendekatkan diri kepada-Nya dan mendapatkan tambahan nikmat-Nya. Hadirin yang dirahmati Allah, Selain itu, dalam menghadapi cobaan dan ujian hidup, kita harus memiliki keyakinan yang teguh bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah takdir dan kehendak Allah. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 286 "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." QS. Al-Baqarah 286 Ketika kita menghadapi tantangan hidup, marilah kita berusaha menghadapinya dengan sabar dan tawakal. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 45 "Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan salat. Dan sungguh, yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu." QS. Al-Baqarah 45Dalam setiap doa kita, marilah kita memohon kepada Allah agar memberikan kita kekuatan dan petunjuk-Nya dalam menghadapi cobaan hidup. Sebab, kita adalah hamba yang lemah dan hanya Allah-lah tempat kita meminta pertolongan. Allahumma a'innii 'alaa thikrika wa syukrika wa husni 'ibadatik. Ya Allah, tolonglah kami agar senantiasa ingat dan mengingat-Mu, mensyukuri nikmat-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya. Ya Allah, berikanlah kami kekuatan, petunjuk, dan rahmat-Mu dalam menghadapi ujian dan cobaan hidup ini. Ya Allah, jadikanlah kami hamba yang selalu bersyukur dan tawakal kepada-Mu, serta mendapatkan tambahan nikmat dan rahmat-Mu. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan terimalah amal ibadah kami. Akhirul kalam, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 3 dari 4 halaman Contoh Khutbah Jumat Lengkap dengan Doa tentang Pentingnya Membaca Buku Contoh khutbah Jumat lengkap dengan doa yang kedua bertema pentingnya membaca buku. Setiap Muslim dianjurkan untuk menuntut ilmu yang bermanfaat. Berikut khutbah Jumat dengan tema pentingnya membaca buku Asalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga pada siang hari ini kita bisa berkumpul di Masjid Al-Huda dalam keadaan sehat. Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan memberikan khutbah tentang pendidikan. Saya bermaksud menyampaikan mengenai minat membaca buku. Minat baca buku anak-anak remaka hingga dewasa saat ini semakiin menurun dibandingkan beberapa tahun lalu. Hal tersebut bisa dilihat dengan penurunan tingkat literasi masyarakat. Apalagi saat ini arus informasi melalui media sosial lebih cepat dibandingkan media cetak. Penurunan minat baca tersebut secara tidak langsung berpengaruh pada kualitas pendidikan kita. Fenomena yang terjadi terkait minta seseorang, terutama siswa bukan tanpa sebab. Kondisi ini merupakan hal yang lumrah jika siswa sekolah menengah membawa ponsel sendiri. Kita juga tidak dapat mengontrol penuh aplikasi apa saja yang ada di dalamnya. Hampir sebagian besar waktu siswa dihabiskan untuk berselancar di media sosial dan berkomunikasi bersama teman-temannya. Sisanya, waktu dihabiskan untuk mengerjakan PR dan tugas lainnya. Siswa pun kesulitan menyisihkan waktu untuk membaca buku lain di luar buku pelajaran. Padahal, diperlukan pengetahuan tambahan di luar sekolah agar siswa mampu bersaing setelah lulus nanti. Kita tidak dapat memungkiri bahwa informasi lebih cepat beredar melalui media elektronik. Namun, alangkah baiknya jika kita lebih tegas pada diri sendiri dengan memantau hal-hal penting yang ada di ponsel. Memanfaatkan aplikasi baca buku atau langganan buku online menjadi satu di antara alternatif. Jangan sampai penurunan kualitas pendidikan karena minat baca rendah justru disebabkan kita sendiri yang tidak siap dengan kemajuan teknologi. Dalam kesempatan ini, mari kita berdoa kepada Allah agar Dia memberikan kita kebijaksanaan dan keberkahan dalam menghadapi segala ujian dan cobaan di dunia. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dalam menjalani kehidupan ini. Amin. Allahumma ghfir lii waliwalidayya, warhamhuma kamaa rabbayaanii shaghiira. Allahumma a'inni 'ala thikrika wa shukrika wa husni 'ibadatik. Allahumma ahsin 'aqibatanaa fil-umuri kullihaa, waj'alna khaira 'amalinaa khawaatimahaa, waj'al hayaatanaa hayaatan tayyibatan, waj'al mautanaa raahatan min kulli sharr. Allahumma arzuqnaa husnal khatimah, wa laa tahrimnaa ilaa anfusinaa tarfata 'ainin. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang tua kami, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami ketika kami masih kecil. Ya Allah, tolonglah kami untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur atas segala nikmat-Mu, dan menjadi hamba yang baik dalam ibadah kepada-Mu. Ya Allah, sempurnakanlah akhir kehidupan kami dalam segala urusan, jadikanlah amal perbuatan kami yang terbaik sebagai penutup, jadikanlah hidup kami hidup yang baik, dan jadikanlah kematian kami sebagai kebebasan dari segala keburukan. Ya Allah, berikanlah kepada kami akhir hidup yang baik, dan janganlah Engkau menjadikan satu detik pun dalam hidup kami yang tidak mengingatkan kami akan-Mu. Aamiin. Wasalamualaikum warah matullahi wabarakatuh 4 dari 4 halaman Doa Khutbah Jumat dan Artinya Bacaan doa khutbah Jumat dan artinya perlu diketahui setiap khatib. Doa ini bisa dibaca sebagai doa penutup khutbah. Adapun doa khutbah dan artinya adalah sebagai berikut Qalaallahu ta'ala filquranilkariim. A’dzubillahiminasyaithanirojim. Innallaha wamalaaikatahuu yusholluuna alannabiyyi yaayuhalladziina aamanu shollu 'alaihi wasallimuu sholli muhammadin wa'ala ali muhammadin kama shollaita'ala ibrahiima waala aali ibrohima wabarik’ala Muhammad. Wa 'ala aali muhammadin, kama barakta 'alaa ibrohima wa ’ala ali ibrohimma fil ’alamiin innaka hamidummajiid. Allaahumma sholli alaa Muhammadin, wa alaa aalihii waashahbiihii ajmaiin. Alhamdulillahirobbil’alamin. Allohummaghfir, lilmukminiina walmukminaat, walmuslimiina walmuslimaat, alakhyaaiminhum walamwaat, innaka samii’un qoriibummujibudda’awaat. Robbana dzolamna anfusana, wailamtaghfirlana watarkhamna lanakunanna minalkhosiriin. Robbana atina fidunya khasanah wafil akhiroti khasanah waqina adzabannar. Walhamdulillahirobbil’alamin. Ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihsaani waiitaaidzil qurbaa, wayanha anilfahsyaaii walmunkar, walbaghyi yaidzukum la’allakum tadzakkaruun. Fadzkuruulloohal’adziim yadzkurkum wasykuruuhu ’ala ni’matihi yazidkum waladzikrullohiakbar. Artinya Allah Ta’ala berfirman di dalam Alquran, aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Sesungguhnya Allah memerintahkan malaikat malaikat-Nya bersholawat kepada nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuknya dan ucapkanlah salam perhormatan kepadanya. Ya Allah curahkanlah keselamatan kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim dan keluarganya di alam semesta, sesungguhnya Engkau Maha terpuji dan Maha mulia. Ya Allah ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, muninin dan mukminat. Baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, dan Maha Mengabulkan. Ya Allah anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat, dan hindarkanlah kami dari azab neraka. Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk berlaku adil dan baik, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang berbuat keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu mengambil pelajaran. Dan berdzikirlah kepada Allah yang Maha Besar. [jen]
KhutbahJumat Singkat Nasihat: Waspadai Perbuatan Zina Begitupun Sarananya; Teks Khutbah Jumat Singkat Edisi HUT Kemerdekaan RI ke-77: Enam Catatan tentang Pemimpin Negeri; Teks Khutbah Jumat Singkat dan Penuh Makna: Dua Hal yang Memudahkan Masuk Surga; Khutbah Jumat Renungan di Awal Muharram, Membenahi Tujuan Hidup yang Sebenarnya
Khutbah I الحمدُ لله الّذِى خَلَقَ المَوْتَ والحَياةَ لِيَبْلُوَ النّاسَ أيُّهُمْ أحْسَنُ عَمَلاً أشْهدُ أنْ لا إله إلّا اللهُ وحْدهُ لا شَريكَ له وأشهَدُ أنّ سيِّدَنا مُحمّدًا عبْدُه ورَسُلُه تَبَتَّلَ إلَيْهِ تَبْتِيْلاً اللهُمّ صَلِّ وسَلِّمْ وبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحمّدٍ وعلَى ألِه وصَحْبِه الّذِيْنَ صَبَرُوْا صَبْرًا جَمِيْلاً أمّا بعدُ فَيا أيُّها النّاسُ أُوصِيْكُم ونَفْسي بتَقوى الله حَقَّ تُقَاتِه ولاَ تَمُوْتُنَّ إلاّ وأنتُم مُسْلِمُون واعْلَمُوْا أنّ اللهَ تعالى يَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً إنَّ فِى ذَلِكَ لَأيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ أُولَئِك على هُدًى مِنْ رَبِّهِم وأُلئِكَ هُمُ المُفلِحُوْن. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Pada kesempatan baik dan hari yang baik, serta dalam keadaan baik. Di manapun kita berada dan dalam keadaan apapun saja, marilah kita bersama-sama meningkatkan takwa kita kepada Allah swt, dengan melaksanakan semua perintah-perintahnya dan menjauhi segala larangan-larangannya, karena dengan takwalah seseorang bisa mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana janjinya Allah swt dalam surat Yunus ayat 63-64 الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ Problematika kehidupan yang silih berganti yang tak kunjung selesai, Allah swt akan memberikan kemudahan, sekalipun masalah ekonomi, Allah swt akan menjamin dan memberikan tanpa terduga-duga, adapun janji Allah SWT terdapat pada surat At-tholaq ayat 2-3 وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt. Hidup ini tidak lepas dari ujian dan cobaan, bahkan ujian dan cobaan merupakan sunnatullah yakni suatu keharusan dalam kehidupan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda berimannya seseorang kepada Allah swt. Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan suatu ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan rahmat dan sifat adilnya Allah swt. Tidak satu pun di antara kita yang mampu menghindar dari ketentuan-Nya. Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh amatlah sangat kita butuhkan dalam menghadapi badai cobaan yang menerpa. Oleh karena itu, dalam keadaan apapun, kita sebagai hamba yang beriman kepada Allah swt harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Dan haruslah diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan sebagai ujian atas keimanan yang kita miliki. Sebagaimana apa yang tertulis dalam firman-Nya أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian” QS. Al Baqarah 214 Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Cobaan dan ujian merupakan sunnatullah yang Allah berlakukan terhadap setiap hamba-hamba-Nya. Ada beberapa gambaran mengenai hal ini dari Al-Qur'an dan hadits Pertama cobaan dan ujian merupakan salah satu bentuk cinta Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Sebagaimana hadits Nabi إنّ عِظَمَ الْجَزاءِ مَعَ الْبَلاءِ وإنّ اللهَ تعالى إذا أحَبّ قَوْماً إبْتَلاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فلَهُ الرِّضَا ومَنْ سَخِطَ فلَهُ السُّخْطُ “Besarnya suatu pahala adalah tergantung dari besarnya ujian dari Allah. Dan sesungguhnya Allah swt. apabila mencintai suatu kaum, Allah menguji mereka. Jika dengan ujian tersebut mereka ridha, maka Allah pun memberikan keridhaan-Nya. Dan siapa yang marah tidak ridha, maka Allah pun marah terhadapnya.” Kedua menyadari sepenuhnya bahwa dunia ini bersifat fana, apa saja yang ada di dunia ini bakal sirna dan musnah, tidak ada sesuatu yang langgeng dan abadi. Apapun yang terjadi di dunia ini bersifat sementara dan terbatas, ada saat-saat di mana manusia menikmati kesenangan pada saat yang lain terjadi sebaliknya. Bagaikan roda yang selalu berputar, terkadang ada yang di atas dan ada pula yang di bawah, dan tidak selamanya seseorang berada di atas dan tidak pula selamanya seseorang berada di bawah begitu juga sebaliknya. Ketiga memandang setiap ujian dan cobaan sebagai sarana peningkatan ketakwaan seseorang kepada Allah swt untuk mencapai peningkatan kualitas pribadi yang baik dalam konteksnya sebagai manusia kamil yakni manusia yang sempurna. Dengan gambaran bahwasanya menganggap adanya ujian dan tantangan dalam hidupnya merupakan kesempatan untuk meningkatkan kualitas pribadinya. Sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan Sa’d bin Abi Waqash suatu ketika dia bertanya kepada Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat cobaannya?” Nabi menjawab, “Para nabi, kemudian orang-orang yang seperti para nabi, kemudian orang-orang yang seperti mereka. Ketahuilah bahwa Seorang hamba diuji Allah berdasarkan keimanannya. Jika keimanannya kokoh, maka akan semakin berat cobaannya. Namun jika keimanannya lemah, maka ia akan diuji berdasarkan kadar keimanannya tersebut. Dan cobaan tidak akan berpisah dari seorang hamba hingga nanti ia meninggalkannya berjalan di muka bumi seperti ia tidak memiliki satu dosa pun. Keempat cobaan dan ujian merupakan hakikat dari kehidupan manusia di dunia. Sebagaimana yang sudah di jelaskan dalam surat Al-mulk ayat 1-2 تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا Dari ayat di atas memberikan penjelasan kepada kita bahwa apa saja yang kita alami dalam hidup ini sesungguhnya merupakan ujian dari Allah swt jika kita sedang dalam kondisi hidup enak, serba kecukupan itu pada hakikatnya adalah sebagai ujian dari Allah. Dengan artian dapatkah kita mensyukuri nikmat-Nya dan memanfaatkan sesuai dengan kehendak-Nya dalam mencapai keridhaan-Nya, sebaliknya jika kita sedang mengalami masa-masa sulit, serba kekurangan itupun juga merupakan ujian, sampai dimanakah ketahanan dan kesabaran kita serta bagaimanakah usaha kita untuk mencapai tatanan hidup yang lebih baik yang di ridlha-Nya. Kelima Setiap ujian yang di berikan Allah kepada hambanya selalu mengandung hikmah yang positif bagi dirinya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw إنّ لِلهِ تعالى فِى أثْناءِ كُلِّ مِحْنَةٍ مِنْحَةً “Sesungguhnya bagi Allah pada setiap ujian yang di turunkan-Nya terdapat karunia Allah di dalamnya.” Dengan demikian, manusia menjadi sadar bahwa ujian yang di hadapinya itu tidak lepas dari hikmah yang justru demi kebaikan hamba itu sendiri, sudah barang tentu ia di tuntut mampu mengambil dan memetik hikmah yang tersembunyi di dalamnya. Oleh karena itu dalam keadaan apapun suka maupun duka, bukan tidak mungkin dengan adanya ujian dan cobaan kita dapat mengambil ibrah atau pelajaran dan hikmah dari setiap peristiwa, tentunya menjadi bekal dalam mendekatkan diri kita pada Allah dengan berusaha memperbanyak amal ibadah pada Allah, sabar menerima atas segala ketentuannya serta berserah diri pada-Nya atas segala urusan dunia maupun di akhirat. Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah Semoga kita senantiasa mendapatkan Rahmat dan pertolongan dari Allah swt agar bisa menjadi hamba yang selalu bersabar dalam menghadapi segala ujian dan cobaan, dan semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang selalu berbaik sangka atas segala kehendaknya, sehingga termasuk golongan orang-orang yang beriman pada Allah swt أعُوْذُ بالله مِنَ الشّيْطانِ الرَّجِيْمِ وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ بَارَكَ اللهُ لي ولَكُمْ فِى الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الأيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكيمِ وَتقبَّلْ مِنّى ومِنْكم تِلاوَتَه إنّه هُو السّميعُ العَليمُ. *Penyusun khutbah Agus Moh. Sholahuddin
Jamaahshalat jum'at rahimakumullah, Waktu adalah sebuah anugerah. Manusia menerima kesempatan di dunia untuk mencapai tujuan-tujuan akhirat. Sebagaimana Islam ajarkan bahwa kehidupan dunia adalah ladang yang mesti digarap serius untuk masa panen di akhirat kelak. Karena itu sifat waktu dunia adalah sementara, sedangkan sifat waktu di akhirat
Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ سورة المجادلة ١١ ـ Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan. Hadirin rahimakumullah, Allah subhanahu wa ta’ala memuji para ulama dalam firman-Nya يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ سورة المجادلة ١١ ـ Maknanya “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” QS al Mujadilah 11 Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ سورة ءال عمران ١٨ ـ Maknanya “Allâh menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu, tak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, yang Mahakuat lagi Maha Bijaksana” QS Ali Imran 18. Dalam ayat di atas, Allah menyebutkan namanya, lalu malaikat dan para ulama. Hal ini menunjukkan betapa tingginya keutamaan, kemuliaan dan keluhuran para ulama. Dalam ayat yang lain, Allah menegaskan bahwa sungguh tidak sama antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu. Allah ta’ala berfirman قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ سورة الزمر ٩ ـ Maknanya “Katakanlah Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” QS az-Zumar 9. Bagaimana mungkin sama antara ulama dan orang awam, antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu, sedangkan Allah ta’ala menyatakan bahwa orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya adalah yang paling takut dan bertakwa kepada Allah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ سورة الحجرات ١٣ ـ Maknanya “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian menurut Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang tampak dan tersembunyi dari keadaan hamba” QS al Hujurat 13. Bagaimana mungkin sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu, sedangkan Rasululluh shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ رواه البخاري ـ Maknanya “Para ulama adalah pewaris para Nabi” HR al-Bukhari. Dan yang diwariskan oleh para nabi kepada para ulama bukanlah harta benda akan tetapi sesuatu yang lebih berharga dibandingkan harta benda, yaitu ilmu agama. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengenai keutamaan orang yang berilmu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِيْ عَلَى أَدْنَاكُمْ رواه الترمذي ـ Maknanya “Keutamaan orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya atas ahli ibadah yang mengetahui sahnya ibadah adalah seperti perbandingan keutamaanku atas orang yang paling rendah derajatnya di antara kalian” HR at-Tirmidzi. Keutamaan ini disebabkan tidak lain karena manfaat orang berilmu yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya itu meluas ke berbagai lapisan masyarakat, tidak terbatas pada dirinya sendiri. Berbeda dengan orang yang ahli ibadah yang manfaatnya hanya terbatas pada dirinya sendiri. Hadirin rahimakumullah, Cukup sebagai bukti atas keutamaan ilmu bahwa orang yang tidak berilmu sekalipun, jika dikatakan berilmu, maka ia tidak akan menolak dan pasti merasa senang. Sebaliknya jika orang yang tidak berilmu dikatakan bodoh, pasti ia akan menolak dan tidak mau dikatakan bodoh. Oleh karena itulah, Baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kita agar menuntut ilmu agama dan mengabarkan kepada kita betapa besar pahala yang diperoleh oleh orang yang menuntut ilmu agama. Beliau bersabda يَا أَبَا ذَرٍّ، لَأَنْ تَغْدُوَ فَتَتَعَلَّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ أَلْفَ رَكْعَةٍ حَدِيْثٌ ثَابِتٌ رواه ابن ماجه ـ Maknanya “Wahai Abu Dzarr, jika engkau pergi lalu belajar satu bab ilmu agama, maka itu lebih baik bagimu daripada melakukan shalat sunnah seribu rakaat” HR Ibnu Majah Hal ini dikarenakan menuntut ilmu agama hukumnya wajib sedangkan melakukan shalat-shalat sunnah sebanyak apapun hukumnya tetaplah sunnah. Tentu perbuatan yang wajib lebih utama daripada perbuatan yang sunnah. Dalam hadits lain, Baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَا عُبِدَ اللهُ بِشَيْءٍ أَفْضَلَ مِنْ فِقْهٍ فِيْ الدِّيْنِ رواه البيهقي في شُعَبِ الْإِيْمَانِ ـ Maknanya “Tidaklah Allah disembah dengan sesuatu yang lebih utama daripada dengan ibadah yang didasarkan pada pemahaman terhadap agama” HR Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman. Dalam hadits yang sangat populer di kalangan para santri, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ رواه البخاري ومسلم ـ Maknanya “Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan yang agung, maka Allah akan berikan kepadanya pemahaman yang mendalam tentang ilmu agama dengan dimudahkan untuk belajar kepada para ulama yang terpercaya” HR al-Bukhari dan Muslim Saudara-saudara seiman, Para ulama mengatakan bahwa menyibukkan diri dengan menuntut ilmu agama lebih utama dari melakukan ibadah-ibadah badaniyah yang sunnah. Hal itu dikarenakan manfaat ilmu meluas dan bermanfaat bagi diri orang yang berilmu dan orang lain. Sedangkan ibadah-ibadah badaniyyah yang sunnah manfaatnya terbatas pada diri sendiri. Keutamaan tersebut juga dikarenakan ilmu dapat menentukan sah atau tidaknya berbagai macam ibadah. Sahnya Ibadah membutuhkan ilmu dan bergantung kepadanya, sedangkan ilmu tidak bergantung kepada ibadah. Seseorang yang beribadah tanpa dasar ilmu akan melakukan bentuk ibadah yang rusak yang akan membuatnya celaka di akhirat. Keutamaan tersebut juga dikarenakan para ulama adalah pewaris para Nabi dan hal ini tidak berlaku bagi ahli ibadah yang bukan ulama. Ilmu juga tetap ada pengaruh dan manfaatnya meski pemiliknya sudah meninggal. Keberadaan ilmu juga menyebabkan hidupnya syariat dan terpeliharanya ajaran-ajaran agama. Ilmu agama adalah hidupnya Islam. Artinya, dengan ilmu agama, seseorang akan mampu menjaga keislamannya dan keislaman orang lain. Dan dengan ilmu agama, ajaran-ajaran Islam akan terjaga kemurniannya dari pihak-pihak yang berupaya untuk menyelewengkannya. Oleh karenanya, disebutkan dalam sebuah hadits وَلَفَقِيْهٌ وَاحِدٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ رواه البيهقيّ في شعب الإيمان ـ Maknanya “Satu orang faqih orang yang mendalam pengetahuan agamanya lebih sulit bagi setan untuk menggoda dan menjerumuskannya daripada seribu ahli ibadah” HR al Bayhaqi dalam Syu’ab al-Iman. Hadirin rahimakumullah, Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. ـ Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Biro Peribadatan & Hukum, Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto AlMukminun 115-116) Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah, Karena Allah Subhannahu wa Ta'ala menciptakan kita tidak main-main,maka kita juga harus serius dalam hidup ini. Pengabdian dan ketaatan kita kepada Allah tidak boleh asal-asalan. Beribadah kepada Allah harus dijadikan prioritas. Jangan sampai ibadah hanya dijadikan kegiatan sampingan. بِسْمِ اللهِ وَبـِحَمْدِهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُ ِللهِ وَكَفٰى ، وَسَلاَمٌ عَلٰى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ اصْطَفٰى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلا ّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ, اُوْصِيْكُمْ وَاَيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. اَللّٰهُمَّ اَصْلِحْ اُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَفَرِّجْ عَنْ اُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَارْحَمْ اُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَانْشُرْ وَاحْفَظْ نـَهْضَةَ الْوَطَنِ فِى الْعَالَمِيْنَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia, Rahimakullah. Puji dan syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Robbul’izzati, pada kesempatan Jumat ini kita dapat melaksanakan kewajiban kita sebagai seorang muslim yaitu shalat Jumat secara berjamaah di masjid yang kita cintai ini. Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada uswatun hasanah kita yaitu baginda nabi besar Muhammad SAW. Juga kepada segenap keluarga dan sahabatnya, semoga kelak di hari kiyamat, kita semua yang hadir di masjid ini mendapatkan syafaat dari beliau. Aamiin yaa Robbal aalimiin. Mengawali khutbah singkat pada kesempatan ini, sebagaimana biasa khatib berwasiat kepada diri saya dan kepada seluruh jamaah, marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa yaitu melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia, Rahimakullah. Pada khutbah kali ini tema yang akan khatib sampaikan adalah tentang “hakekat hidup di dunia”. Untuk mengetahui apa hakekat hidup di dunia ini hendaknya kita meruju’ kepada kitab suci Al Quran surat An Nisa ayat 77 قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى Artinya “Katakanlah “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa.” Dalam ayat tersebut disampaikan dengan sangat jelas bahwa hakekat kesenangan hidup di dunia ini hanya sebentar saja. Hidup yang sebenarnya adalah di akhirat bersifat abadi selama-lamanya. Namun kenyataannya banyak manusia di muka bumi ini lebih mementingkan kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat nanti. Lihatlah manusia untuk urusan dunia rela melakukan apa saja, bahkan demi medapatkan apa yang diinginkan, tidak peduli cara apapun ditempuh baik halal atau haram. Ada juga orang bekerja sampai larut malam tidak memperhatikan istirahat, bahkan meninggalkan kewajiban shalat lima waktu. Sungguh ini adalah perbuatan zhalim dan melampaui batas sampai-sampai meninggalkan tugas pokoknya yaitu beribadah kepada Allah SWT. Islam tidak melarang mau kerja apa saja yang penting dapat mengontrol waktu, jangan sampai dunia ini memperdaya kita. Diantara penyebab utama seseorang lebih memilih kehidupan dunia dan lupa akan adanya kehidupan akhirat, karena hawa nafsu yang tidak terkendali. Yang namanya hawa nafsu tidak ada puas-puasnya. Ibarat meminum air laut makin diminum makin haus. Itulah sebabnya Nabi kita bersabda mengingatkan betapa serakahnya yang namanya hawa nafsu. Seandainya sesorang dikasih satu ladang emas, maka akan meminta ladang emas berikutnya sampai tidak terbatas. Hanya kematianlah yang akan mengakhiri serakahnya hawa nafsu. Dari Ibnu Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ “Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekali tidak akan memenuhi mulutnya merasa puas selain tanah yaitu setelah mati dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” Muttafaqun alaih. HR. Bukhari no. 6439 dan Muslim no. 1048 Dalam Al Quran surat Al Mu’minun ayat 71 juga disebutkan menggambarkan betapa bahayanya memperturutkan hawa nafsu. Kalau sekiranya kebenaran mengikuti hawa nafsu, maka binasalah langit dan bumi. وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ Artinya “Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya.” Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia, Rahimakullah. Secara umum manusia banyak dihinggapi nafsu ammarah. Inilah jenis nafsu yang paling berbahaya. Nafsu ammarah adalah nafsu yang tidak mau patuh terhadap ajaran agama dan selalu mendorong manusia untuk berbuat keburukan QS. Yusuf ayat 53. Banyak sekali kerusakan yang ditimbulkan oleh nafsu ammarah ini, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun negara. Juga kerusakan dalam ekosistem baik di darat maupun di laut sehingga terjadinya banjir, longsor dan lain-lain. Ada satu nafsu yang sangat baik yaitu nafsu muthmainnah sebagaimana disebutkan dalam Al Quran Surat Al Fajr 27-30. Nafsu muthmainnah ini selalu ingin taat dan patuh terhadap aturan agama. Inilah jenis nafsu para nabi dan para wali yang shalih. Mereka senantiasa menjaga kedamaian, komunikasi yang harmonis dan berbuat segala sesuatu yang mengandung manfaat. Ketika ajal tiba nanti, nafsu ini akan dipanggil menghadap kepada Allah dalam keadaan diridhai dan di akhirat nanti dipersilahkan masuk kedalam surga dengan kenikmatan tiada tara, hidup bahagia selama-lamanya. يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ٢٧ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً ٢٨ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ٢٩ وَادْخُلِي جَنَّتِي ٣٠ “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku.” QS. Al-Fajr 27-30 Sebelum khatib mengakhiri khutbah ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah, marilah kita berjuang untuk mendapatkan nafsu muthmainnah dengan melaksankan seluruh syariat Islam secara kaffah total agar kita tidak terpedaya oleh kehidupan dunia yang sesaat ini. Semoga khutbah singkat edisi jumat ini, menjadi tambahan ilmu yang besar faedahnya bagi diri khatib dan jamaah sekalian. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا َوَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ Khutbah Kedua اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوْا الله وَ اعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَ يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ اَنْ يَّكُوْنُوْا فِى تَكْمِيْلِ اِسْلَامِهِ وَ اِيْمَانِهِ وَ اِنَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى سيدنا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ سيدنا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ . Jakarta, 21 Jumadil Awal 1441 H/17 Januari 2020 M Penulis Marolah Abu Akrom
KhutbahJumat Singkat 2021. Setiap orang yang ada di dunia pasti ingin hidupnya bahagia, definisi bahagia kalau kita lihat di KBBI yakni keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan) baik di dunia maupun di akhirat. Bahagia juga bisa diartikan dengan keberuntungan seseorang.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID xLT6YGCSUYGQi_5Oc9P5UoqpGAhUJ6wSSZ3m0fH5Zz4ll7_rMJknwA==
pu8Z. 426 424 178 409 79 101 186 315 61

khutbah jumat tentang hakikat hidup