Kebanyakannegara-negara maju mengandalkan sektor perdagangan, industri, dan jasa sebagai penopang perekonomiannya. Oleh karena itu negara maju sering diidentikkan dengan negara industri. Hal ini sangat berbeda dengan negara berkembang yang mengandalkan perekonomiannya dari sektor agraris dan ekstraktif yang sangat bergantung pada alam.
JAKARTA — Pemerintah dinilai perlu fokus membenahi kebijakan di tiga sektor utama pendorong perekonomian, yakni manufaktur, pertanian, dan perdagangan untuk bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi yang optimistis pada 2021 dan Bank Indonesia, dan Dewan Perwakilan Rakyat DPR telah menetapkan asumsi dasar ekonomi makro dan target pembangunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara APBN 2022. Pertumbuhan ekonomi pada tahun depan ditargetkan di kisaran 5,2 persen–5,5 pertumbuhan ekonomi 2022 yang ditetapkan itu tercatat lebih besar dari target yang dibacakan Presiden Joko Widodo dalam pidato nota keuangan pada 16 Agustus 2021. Saat itu, Jokowi menyebut asumsi makro pada 2022 ada di kisaran 5 persen–5,5 Center of Reform on Economics Core Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai bahwa pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal. Penanganan pandemi Covid-19 pun menjadi kunci agar aktivitas perekonomian bisa berjalan dengan baik. Yusuf menilai bahwa pemerintah dapat tetap mengejar target pertumbuhan ekonomi pada tahun depan dengan fokus menyusun kebijakan yang tepat terhadap sektor-sektor yang berkontribusi besar bagi roda perekonomian. Ketiga sektor itu adalah manufaktur, pertanian, dan perdagangan."Kebijakan yang berkaitan dengan ketiga sektor ini perlu dikawal untuk bisa menopang pertumbuhan perlu dilakukan bersamaan dengan penanganan pandemi, khususnya testing, tracing, dan treatment," ujar Yusuf kepada Bisnis, Rabu 1/9/2021 JugaMenakar Ekonomi Kuartal III/2021Inflasi Inti Rendah di Agustus 2021, Indikasi Pemulihan Ekonomi Masih LemahDia menjabarkan bahwa sektor manufaktur masih cukup bergantung kepada impor bahan baku. Hal itu tidak menjadi masalah saat bahan baku dibeli dengan dolar, produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah tinggi, lalu dijual ke luar negeri dengan dolar kerap kali muncul ketika bahan baku impor digunakan untuk produksi bagi kebutuhan dalam negeri. Yusuf menilai bahwa dalam kondisi ini, nilai tambah terkadang tidak begitu tinggi dan margin penjualan dengan rupiah tidak setinggi saat produk diekspor."Bagaimana mendorong industri lebih banyak terlibat dalam rantai pasokan global, saat ini keterlibatannya relatif kecil. Apabila ingin meningkatkan kapasitas industri manufaktur untuk ikut terlibat, saya kira beberapa masalah fundamental seperti tadi masalah impor dan investasi perlu dibenahi terlebih dahulu," Indonesia menilai bahwa salah satu masalah utama di sektor pertanian adalah perbedaan data acuan dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah. Yusuf mencontohkan lumrah terjadinya perbedaan antara Kementerian Pertanian Kementan, Badan Pusat Statistik BPS, dan Kementerian Perdagangan Kemendag.Misalnya, menurut Yusuf, Kemendag mengklaim bahwa kemampuan produksi suatu produk pertanian di dalam negeri tidak mencukupi. Namun, saat impor dilakukan, Kementan justru mengatakan bahwa produk pertanian tersebut memiliki kapasitas produksi yang cukup untuk kebuhtuhan kebijakan lain yang perlu dibenahi adalah pemberian insentif yang layak bagi petani di dalam negeri. Menurutnya, banyak komoditas yang bisa diolah dan dikembangkan dengan dukungan insentif, seperti kakao. Saat ini pengolahan kakao kerap mengandalkan impor untuk pemenuhan bahan baku di dalam negeri."Apabila ingin didorong kan seharusnya ada pemberian insentif dan perbaikan tata kelola niaga pangan, kemudian mengawasi alur distribusi yang penting untuk sektor pertanian itu sendiri," ujar dia menilai bahwa kebijakan sektor perdagangan harus mengikuti perkembangan pandemi Covid-19. Sektor itu baru dapat tumbuh dengan optimal jika penyebaran virus Corona dapat ditekan sehingga aktivitas masyarakat relatif lebih leluasa."Saat aktivitas mulai dilonggarkan seharusnya sektor perdagangan itu akan juga ikut tumbuh, ini biasanya selaras dengan upaya pemerintah dalam penanganan pandemi. Ketika kasus naik biasanya [sektor perdagangan] kembali terganggu," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Hadijah Alaydrus Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam

a Philipina; b. Singapura; c. Malaysia; d, Vietnam; Semua jawaban benar; Jawaban: B. b. Singapura. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, negara apakah yang mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sehingga mampu mengantarkan negara ini menjadi negara kaya di asia tenggara b. singapura.

JAKARTA - Salah satu ciri sebagai negara yang maju adalah pertumbuhan ekonominya tidak lagi bertumpu pada perdagangan komoditas. Mencontek negara maju, pertumbuhan ekonomi banyak ditopang di sektor perdagangan dan investasi jasa. Direktur Perundingan Perdagangan Jasa, Kementerian Perdagangan, Iskandar Pandjaitan menjelaskan saat ini pertumbuhan perdagangan dan investasi sektor jasa di Indonesia masih di bawah 40 persen. Padahal, jika ingin maju maka sektor jasa harus paling tidak mengambil peran sebesar 70 persen dari pertumbuhan ekonomi. "Uni Eropa contohnya, sektor jasa berkontribusi 70 persen dari GDP mereka. Sedangkan kita baru maksimal 40 persen. Sejalan perkmbangan ekonomi indonesia, ke depan itu akan terus peran jasa akan semakin meningkat," ujar Iskandar di Hotel Pullman, Selasa 9/4. Iskandar mengatakan, Indonesia masih menganggap dan berdebat persoalan sektor jasa merupakan barang publik. Saat ini, Kementerian Perdagangan sedang menggencarkan pemahaman dan klasifikasi dari sektor jasa mana yang bisa dijadikan potensi ekonomi. "Tantangan juga bagi indonesia utk bagaimana sosialisasikan sektor jasa menjadi sektor ekonomi. Sering ada pertanyaan apakah sektor ini pantas jd sektor komersial. Ini tantangan bagi kita untuk memberi informasi yg benar ke stakeholder untuk memilah mana bagian yg sensitif di sektor jasa dan sektor yg potensial," ujar Iskandar. Ia juga mencontohkan sektor penelitiaan dan pengembangan research and development/RnD merupakan salah satu sektor yang menarik untuk dikembangkan. Apalagi, menurut dia Indonesia punya sumberdaya manusia yang cukup mumpuni, dengan berkolaborasi dengan sektor kreatif, sektor RnD sangat dibutuhkan di zaman yang dituntut penuh inovasi ini. "Seperti research and development services, itu seharusnya dikembangan indonesia. Walau kita belum dalam tahap memproduksi dari sektor itu, lebih baik kita membiarkan penyedia RnD dari luar utk mendukung industri . Kita mau industrialisasi misal kita butuh jasa jasa," ujar Iskandar. Dengan berkembangnya ekonomi sektor jasa ini, harapannya Indonesia tak melulu bergantung pada perdagangan komoditas. Indonesia diharapkan bisa mengembangkan potensi jasa, skill untuk menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi. "Negara di ASEAN rata-rata di atas 50 persen. Itu akan terus makin meningkat. Artinya peran sektor jasa makin tinggi di perekonomian asean, termasuk indonesia. Kalo negara maju di atas 70 persen," ujar Iskandar.

Tahukahkamu jika Singapura merupakan negara yang berada di Asia Tenggara yang satu- satunya tidak memiliki hasil tambang. Untuk kebutuhannya, Singapura mengimpor barang-barang tambang dari beberapa negara, seperti Indonesia yang merupakan negara kaya akan hasil-hasil tambang. Bertopang pada sektor industri dan jasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Uni Eropa memasuki resesi pada kuartal I-2023. Resesi Eropa bisa menjadi ancaman Indonesia yang mengingat Benua Biru sebagai salah satu tujuan utama ekspor dan investor besar di Eropa terkontraksi 0,1% quartal to quartal/qtq pada kuartal I-2023. Pelemahan ini menunjukkan tren negatif yang sudah berlangsung sejak kuarta IV-2022 di mana ekonomi terkontraksi 0,1%.Dengan demikian, zona Uni Eropa yang menaungi 20 negara tersebut secara resmi mengalami resesi."Permintaan dalam negeri tidak baik-baik saja. Ke depan, pertumbuhan ekonomi juga diperkirakan tetap lambat meskipun harga energi turun. Pengetatan kebijakan moneter menekan investasi sementara laju inflasi menekan konsumsi," tutur analis dari Oxford Economics, dikutip dari Reuters. Sebagai catatan, bank sentral Eropa ECB telah mengerek suku bunga sebesar 425 bps menjadi 3,75%. Secara tahunan year on year/yoy, pertumbuhan ekonomi 1% pada kuartal I-2023, terendah dalam delapan kuartal terakhir. Komisi Eropa pada pertengahan Mei memperkirakan pertumbuhan tahun ini hanya akan mencapai 1,1%.Konsumsi rumah tangga turun 0,3% qtq sementara belanja pemerintah anjlok 1,6% qtq. Negara Eropa yang mengalami kontraksi pada kuartal I adalah Jerman -0,3% dan Belanda -0,7%. Negara lain mampu mencatatkan pertumbuhan meskipun sangat lemah seperti Prancis 0,2%, Italia 0,6%, dan Spanyol 0,5%. Awas Cuan Dagang RI Bisa Terimbas Dampak Resesi Resesi Uni Eropa tentu saja membawa dampak bagi dunia dan Indonesia mengingat besarnya peran Benua Biru dalam perdagangan dan keuangan global. Size ukuran Uni Eropa menembus US$ 16,6 triliun atau setara dengan seperenam Produk Domestik Bruto PDB global. Share ekspor Uni Eropa ke perdagangan barang global mencapai 14,1% sementara di sektor jasa mencapai 24,5%. Dengan size ekonomi dan peran besar Uni Eropa itulah resesi Eropa bisa memperlambat ekonomi dunia. Bagi Uni Eropa, Indonesia adalah negara mitra dagang terbesar ke-31. Berdasarkan data Komisi Uni Eropa, nilai ekspor Uni Eropa ke Indonesia pada 2021 menyentuh 7,9 miliar euro. Nilai tersebut setara dengan 0,4% dari total Uni Eropa secara keseluruhan. Produk andalan Uni Eropa adalah mesin dan perlengkapan transportasi 36,8%, bahan kimia 27,3%, dan binatang hidup 9,1%.Foto Komisi Uni EropaPeran Uni Eropa ke globalBagi Indonesia, Uni Eropa UE adalah mitra dagang terbesar kelima. Data Badan Pusat Statistik BPS menunjukkan ekspor Indonesia ke Uni Eropa menembus US$ 21,28 miliar pada 2022. Nilai tersebut setara dengan 7,71% dari total secara keseluruhan. Ekspor non-migas ke Eropa hanya di bawah Tiongkok US$63,55 miliar, AS tercatat US$ 28,2 miliar, India mencapai US$ 23,3 miliar dan Jepang US$ 23,19 andalan ekspor Indonesia ke Uni Eropa adalah produk manufaktur dan barang dari jenisnya, produk utama ekspor Indonesia adalah beragam produk manufaktur 23,5%, minyak nabati 17,7% dan bahan mentah manufaktur 13,7%. Komoditas dengan nilai ekspor tertinggi adalah binatang hidup dengan nilai ekspor mencapai 1,31 miliar euro. Posisi kedua ditempat oleh minuman dan tembakau, bahan bara mentah, bahan bakar mineral atau batu bara, minyak hewan dan nabati, produk kimia, berbagai produk Komisi Uni EropaProduk yang diimpor Uni Eropa dari IndonesiaEkspor yang mengalami kenaikan tajam adalah minyak nabati dan besi baja. Ekspor batu bara juga melejit pada tahun lalu karena ada krisis energi di Uni melaporkan volume ekspor batu bara Indonesia ke Uni Eropa menyentuh 5, 85 juta ton pada Januari-Desember 2022. Volume tersebut melonjak dibandingkan pada 2021 yang hanya tercatat nilai, ekspor batu bara RI ke Uni Eropa menembus US$ 1,055 miliar sepanjang 2022. Nilai tersebut melesat dibandingkan pada 2021 yang mencapai US$ 25,044 Komisi Uni Eropa menunjukkan ekspor minyak nabati Indonesia ke Uni Eropa mencapai 2,9 miliar euro pada 2021. Angka ini setara dengan 21% keseluruhan impor minyak lemak nabati Uni Eropa. Ekspor besi baja Indonesia ke Uni Eropa melonjak 130,5% pada BPS menunjukkan perlambatan ekonomi Uni Eropa sejak tahun lalu sudah berimbas ke ekspor Indonesia. Ekspor non-migas terus turun dari US$ miliar pada Januari menjadi US$ 1,53 miliar pada Maret dan US$ 1,44 miliar pada resesi semakin dalam maka permintaan impor akan terus melemah sehingga ekspor RI ke Benua Biru pun bisa semakin dari Uni Eropa Bisa MelemahSelain perdagangan, resesi Uni Eropa bisa menjadi ancaman bagi perkembangan investasi di Tanah Air. Bila resesi berlanjut maka kemampuan perusahaan Uni Eropa untuk investasi juga semakin rendah sehingga penanaman modal Asing ke Indonesia semakin langsung perusahaan-perusahaan Uni Eropa tercatat 25,2 miliar euro atau sekitar Rp 404,43 investasi naik 4,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai investasi setara dengan 0,3% dari total investasi asing Uni Eropa di luar negeri. Indonesia menempati urutan ke-31 dalam daftar tujuan investasi Indonesia. Posisi tersebut naik dibandingkan pada 2018 di mana Indonesia masih menempati urutan Uni Eropa ke Indonesia adalah untuk industri yang memberi tambahan nilai seperti infrastruktur, manufaktur, farmasi, kimia, transportasi, otomotif, kosmetik, dan energi perusahaan Uni Eropa yang menanamkan modal di Indonesia adalah Frisian Flag, IKEA, dan DEME. CNBC INDONESIA RESEARCH[email protected] mae/mae [GambasVideo CNBC]
Selainisu review perundingan, pada agenda economic cooperation, ASEAN Qualification Reference Framework (AQRF) telah dibahas sejak tahun 2012 dan berhasil di-endorse oleh para Menteri bidang Ekonomi ASEAN, Menteri Pendidikan dan Menteri bidang Ketenagakerjaan pada tahun 2014-2015. Saat ini AQRF memasuki fase ke-4 project yang terfokus pada

JAKARTA - Pandemi global Covid-19 berdampak besar terhadap perkembangan sektor jasa nasional. Pada 2020, pertumbuhan sektor jasa mengalami kontraksi sebesar -1,77 persen, jauh di bawah pertumbuhan 2019 yang mencapai 6,23 jasa sangat bergantung pada mobilitas dan interaksi antara konsumen dan produsen, yang selama pandemi terbatasi dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB.Pada tahun lalu, dari 13 sektor jasa, hanya dua sektor yang mencatatkan pertumbuhan lebih tinggi daripada 2019. Tujuh sektor jasa mencatatkan pertumbuhan negatif pada 2020, di mana puncaknya terjadi pada kuartal II/2020. Contohnya, pada sektor akomodasi—makanan-minuman yang pada kuartal IV/2019 mencatat pertumbuhan 6,36 persen yoy, sedangkan pada kuartal II/2020 mengalami kontraksi hingga -22 persen yoy.Indonesia memasuki masa resesi walaupun tidak seburuk perkiraan awal. Sejumlah sektor jasa memperlihatkan tren rebound. Pada kuartal II/2020, sektor jasa perdagangan, transportasi—pergudangan, akomodasi—makanan minuman, dan keuangan berturut-turut mencatatkan pertumbuhan -7,5 persen, -30,8 persen, -22,02 persen, dan 1,05 persen. Pada kuartal IV/2020, telah mengalami rebound menjadi sebesar -3,64 persen, -13,42 persen, -8,88 persen, dan 2,37 persen. Fenomena rebound ini penting mengingat keempat sektor tersebut berkontribusi sebesar 42 persen dari total sektor jasa, sehingga kebangkitan empat sektor tersebut dapat menjadi momentum pemulihan ekonomi sektor jasa kondisi pandemi yang masih menghantui, pada 2021 sektor-sektor jasa di Indonesia akan berjalan pada fase yang berbeda. Terdapat tiga fase kondisi sektor jasa. Pertama, fase terdampak di mana sektor-sektor ini masih akan merasakan dampak pandemi. Contohnya sektor jasa akomodasi—restoran, transportasi, dan real JugaSandiaga Harap Vaksinasi Pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mulai MaretDekati Singapura, Erick Thohir Dorong Kerja Sama di 3 Sektor Ini Sektor jasa akomodasi—restoran dan transportasi bergantung pada perkembangan sektor pariwisata yang selama ini menyumbangkan devisa hingga Rp280 triliun 2019. Ketika mobilitas terbatas akibat pandemi, pundi pemasukan tersebut turun drastis. Dengan turunnya kunjungan turis, pada akhirnya menurunkan tingkat hunian hotel, pengunjungan restoran, hingga pemakaian jasa sudah mulai ada tren rebound, sektor jasa akomodasi—restoran dan transportasi masih akan mengalami tekanan selama mobilitas wisatawan terhambat. Adapun sektor real estate yang mengalami tren perlambatan pertumbuhan, terpengaruh oleh kondisi resesi ekonomi yang perekonomian membuat konsumen cenderung menahan konsumsi durable goods dan meningkatkan tabungan sebagai motif jaga-jaga. Hal ini terlihat dari perkembangan dana pihak ketiga perbankan yang tumbuh 11,6 persen yoy pada oktober 2020, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 2019 sebesar 5,9 persen yoy.Kedua, adalah pemulihan. Sektor-sektor jasa yang memasuki tahap ini pada awalnya terdampak pandemi tetapi sudah mengalami rebound. Umumnya sektor pada fase ini tidak sepenuhnya bergantung pada interaksi dan mobilitas konsumen. Contohnya, sektor jasa keuangan, jasa perusahaan, dan jasa perdagangan. Ketiga sektor tersebut mengalami puncak kontraksi pada kuartal II/2020 dan mengalami rebound pada dua kuartal jasa perdagangan mendapatkan angin segar dengan pesatnya adaptasi masyarakat pada perdagangan daring. Laporan Facebook dan Bain & Company 2020 menunjukkan barang yang dikonsumsi oleh konsumen Indonesia meningkat 40% dibandingkan dengan 2019, sedangkan jumlah online shops yang dikunjungi meningkat 30 persen. Secara keseluruhan, jumlah konsumen digital di Indonesia bertambah 35 juta dibandingkan dengan ekspansi. Terdapat dua sektor jasa yang tumbuh pesat ketika masa pandemi, yaitu sektor informasi-komunikasi dan sektor jasa kesehatan. Sektor jasa informasi dan komunikasi mengalami percepatan pertumbuhan, di mana pada kuartal IV/2020 tumbuh 10,91 persen, lebih tinggi dari kuartal yang sama 2019 sebesar 9,78%.Pada era pandemi sektor informasi dan komunikasi menjadi enablers aktivitas ekonomi, seperti perdagangan, pendidikan, hingga transaksi keuangan saat ini beralih dilakukan secara rangka pemulihan sektor jasa, terdapat dua peluang besar bagi sektor jasa nasional, yaitu digitalisasi sektor jasa dan maraknya proses servicification. Saat ini semakin banyak sektor jasa yang sudah mampu produsen jasa mencoba beradaptasi, baik dengan mengubah layanan dalam bentuk digital maupun menjadikan digital platform sebagai sarana penjualan produk. Sektor jasa seperti pendidikan dan kesehatan saat ini mengubah bentuk layanan menjadi digital. Selain kursus online, layanan health-tech juga semakin ini didukung dengan semakin tingginya permintaan jasa digital. Riset yang dilakukan Google, Temasek dan Bain & Company 2020 menunjukkan bahwa 37 persen dari digital services konsumen pada tahun lalu adalah konsumen baru, di mana 93 persen akan terus menggunakan layanan jasa digital setelah sisi lain servicification adalah ketika semakin besarnya proporsi input sektor jasa dalam sebuah proses manufaktur. Dalam proses manufaktur, proporsi input sektor jasa semakin besar. Pada proses produksi manufaktur, setidaknya terdapat sejumlah input jasa, seperti jasa legal, jasa informatika, jasa engineering, jasa real estate, jasa perpajakan dan jasa servicification saat ini telah dilakukan lintas batas, di mana perusahaan manufaktur di suatu negara memakai input sektor jasa dari negara lain. Berdasarkan analisis KPMG, nilai transaksi untuk Information Technology Outsourcing ITO dan Business Process Outsourcing BPO secara global mencapai US$167,9 miliar. Angka-angka tersebut menunjukkan besarnya peluang bagi sektor jasa di Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Feni Freycinetia Fitriani Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam

Park(1989) dan Bon (1988 & 1992) dalam Rameezdeen, Zainudeen, dan Ramachandra (2004) menyatakan bahwa industri konstruksi sebagai salah satu penghasil multiplier effect juga memiliki hubungan keterkaitan kebelakang dan kedepan serta keterkaitan dengan sektor lain. Hubungan ketergantungan yang terjadi dengan sektor ekonomi yang lain tidak hanya bersifat statis tetapi dapat pula dinamis. Djakarta, Kominfo – Perdagangan digital merupakan salah satu sektor yang harus terus dikembangkan dan dikelola dengan baik. Untuk itu, pemerintah harus menciptakan ekosisteme-commerce yang adil dan bermanfaat. Transformasi digital juga harus tetap menjaga kedaulatan dan kemandirian bangsa agar Republic of indonesia tidak menjadi korban perdagangan digital yang tidak adil. “Negara-negara lain banyak yang mengalami ini, kita tidak boleh menjadi korban perdagangan digital yang tidak adil,” tegas Presiden dalam sambutannya saat membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis 04/03/2021. Presiden berpandangan bahwa perdagangan digital harus mampu meningkatkan implementasi terhadap kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri TKDN. Produksi dalam negeri juga harus terus didorong dan harus memberikan kemanfaatan bagi semua pihak terutama usaha kecil, usaha menengah, dan para konsumen rumah tangga. “Jangan hanya menambah impor. Saya senang impor turun, tapi jangan sampai yang turun itu di barang modal atau bahan baku. Yang turun itu di barang-barang konsumsi, itu bagus. Selalu saya lihat detail di Bea Cukai angka-angkanya setiap hari,” imbuhnya. “Sekali lagi kita bukan bangsa yang menyukai proteksionisme karena sejarah membuktikan bahwa proteksionisme justru merugikan. Tetapi, kita juga tidak boleh menjadi korbanunfair practices dari raksasa digital dunia. Transformasi digital adalahwin-win solution bagi semua pihak,” sambungnya. Perdagangan digital juga harus mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM Indonesia. Presiden menilai, kekuatan digital harus dimanfaatkan untuk merangkai antara suplai dari UMKM di seluruh Indonesia dengan pasar nasional dan pasar global. “Perdagangan digital harus memberdayakan UMKM kita. Yang kecil-kecil ini kalau diangkat, diberikan peluang, saya melihat banyak sekali ada keripik usahanya rumah tangga bisa ekspor ke Korea, bisa ekspor ke Jepang. Kecil-kecil tapi kalau ini kita detail dan bekerja keras untuk mereka, ini juga bukan sesuatu yang sulit. Hanya diubah sedikit, kemasannya diperbaiki,make-nya diperbaiki, didorong untuk ekspor,” paparnya. Untuk itu, jika ada praktik perdagangan digital yang berperilaku tidak adil terhadap UMKM, Presiden meminta agar segera diatur dan harus segera diselesaikan. Presiden telah menyampaikan kepada Menteri Perdagangan untuk memperingatkan jika di perdagangan digital ada yang “membunuh” UMKM. “Kita harus membela, melindungi, dan memberdayakan UMKM kita agar naik kelas, ini salah satu tugas terpenting Kementerian Perdagangan,” tegasnya. Kerja Keras Pulihkan Ekonomi atu tahun sudah pandemi Covid-xix melanda dunia, tak terkecuali Indonesia. Pandemi juga mengakibatkan kinerja perekonomian Republic of indonesia menjadi sangat terganggu. Namun, dalam situasi perekonomian dunia yang penuh dengan ketidakpastian ini, Republic of indonesia patut bersyukur bahwa kinerja perdagangan luar negeri tahun 2020 cukup baik, yakni surplus miliar. Kepala Negara menyebut akibat pandemi, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 jatuh di minus 2,nineteen persen. Untuk itu, Presiden mengingatkan semua pihak untuk bekerja keras mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia yang sempat tersungkur akibat pandemi Covid-19. “Akibat pandemi selama setahun ini kinerja perekonomian kita berada dalam situasi yang tidak mudah. Oleh sebab itu, kita semua harus bekerja keras untuk mempercepat pemulihan perekonomian nasional kita. Target di dalam APBN tahun ini, pertumbuhan ekonomi kita harus mencapai angka kurang lebih 5 persen, bukan sesuatu yang mudah dari minus 2,nineteen persen,” ujar Presiden. Dalam kaitan tersebut, Presiden meminta agar kebijakan perdagangan memberikan kontribusi besar terhadap calendar strategis pemulihan perekonomian nasional Indonesia. Seluruh jajaran pun diminta untuk bekerja dengan cara-cara baru dan beradaptasi dengan perubahan, serta meninggalkan cara-cara lama. “Kebijakan perdagangan harus menjamin ketersediaan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau. Ini selalu saya ingatkan. Dalam negeri ini harus betul-betul urusan stabilitas harga, ketersediaan pasokan harus betul-betul terjamin,” ungkapnya. Selain itu, kebijakan perdagangan juga harus menghidupkan sektor perekonomian yang sempat terganggu akibat krisis. Presiden meminta jajarannya untuk bekerja lebih detail dengan memperhatikan sektor-sektor mana saja yang terganggu berikut dengan solusi yang terbaik untuk menyelesaikannya. Presiden juga meminta agar jajarannya bisa terus mengundang investasi baru. Menurutnya, kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah di investasi karena tidak mungkin pemerintah menambah APBN secara drastis. “Artinya, kuncinya ada di investasi serta menciptakan peluang kerja yang sebanyak-banyaknya. Ini yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena sudah ada sekarang ini hampir 10 juta pengangguran di negara kita, baik karena pandemi dan juga angkatan kerja baru,” imbuhnya. Kepala Negara pun menegaskan bahwa tahun 2021 adalah tahun pemulihan yang harus dilandasi dengan semangat dan optimisme. Untuk itu, secara khusus Presiden meminta kepada seluruh jajaran Kementerian Perdagangan untuk tidak hanya bekerja normatif, namun harus ada terobosan-terobosan kreatif dan inovatif. Untuk diketahui, Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 ini mengambil tema “Perdagangan sebagai Sektor Penggerak Utama Pemulihan Ekonomi Nasional”. Rapat ini juga diikuti oleh sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, Duta Besar WTO, Atase Perdagangan/Perwakilan Perdagangan di luar negeri, dinas perdagangan provinsi dan kota/kabupaten, hingga asosiasi pelaku usaha yang hadir secara virtual. Turut hadir secara langsung mendampingi Presiden dalam acara tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Hasilperhitungan LQ Kabupaten Madiun Tahun 2012-2016 tersebut menunjukkan bahwa sektor-sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi adalah Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan tingkat LQ tertinggi dilanjutkan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Kontruksi, Informasi dan komunikasi, Jasa keuangan
Jakarta - Berdasarkan nilai tambah, kontribusi perdagangan jasa terhadap perdagangan global mencapai 45%, lebih tinggi daripada sektor manufaktur yang sebesar 37%. Perdagangan jasa menjadi primadona perdagangan global; dengan kemajuan teknologi, semakin banyak jasa yang dapat digitalisasi dan diperdagangkan lintas negara. Sayangnya, perkembangan pesat tersebut terhambat oleh pandemi yang jasa terbagi atas empat moda utama. Pertama, cross border; supply jasa melintas negara. Kedua, consumption abroad, yang artinya konsumen jasa yang mendatangi penyedia jasa. Ketiga, commercial present; produsen jasa membuka cabang di negara tempat konsumen berada. Keempat, labor movement, yakni produsen jasa pindah secara fisik ke negara tempat menghambat perdagangan jasa melalui dua hal, yaitu mobilitas dan investasi. Pertama, dengan banyaknya negara yang memberlakukan lockdown, maka mobilitas konsumen dan produsen menjadi terhambat. Hal tersebut akhirnya menghambat perdagangan jasa melalui Moda 2 consumption abroad dan Moda 4 labour movement. Contohnya adalah jasa perjalanan pariwisata. Terbatasnya mobilitas berdampak langsung pada sektor pariwisata yang kekurangan pengunjung. Pada lima bulan pertama tahun 2020 saja, diperkirakan kunjungan turis secara global sudah menurun sebesar 56% dan nilai ekspor jasa pariwisata hilang sebesar USD 320 mobilitas, adanya pandemi meningkatkan ketidakpastian global, sehingga membuat produsen jasa berpikir ulang untuk melakukan ekspansi lintas batas negara. Hal tersebut berdampak pada ekspansi ekspor melalui Moda 3 commercial present. Sebagai ilustrasi, kafe Indonesia yang bermaksud membuka cabang di Singapura tentu akan berpikir dua kali mengingat pandemi akan mempengaruhi permintaan jasa di negara pandemi terhadap perdagangan jasa juga terjadi di Indonesia. Ekspor jasa Indonesia 2020 mengalami kontraksi sebesar -53%, sedangkan impor jasa mengalami kontraksi sebesar -32%. Hal ini sudah dapat diprediksi sebelumnya dengan menurunkan turis yang datang ke Indonesia ataupun sebaliknya. Selama ini, ekspor jasa perjalanan menyumbangkan lebih dari 50% total ekspor jasa Indonesia. Sedangkan pada Kuartal III-2020, sumbangan dari ekspor jasa perjalanan hanya sebesar 3,4% atau mengalami kontraksi sebesar 97,9% YoY. Hal ini juga terlihat dari jumlah wisatawan luar negeri yang masuk ke Indonesia. Pada tiga kuartal pertama 2019, terdapat 12 juta wisatawan yang berlibur ke Indonesia, sedangkan pada 2020 hanya mencapai 3,5 sisi impor, sektor jasa transportasi berperan besar pada turunnya impor jasa pada 2020. Selama ini, impor jasa transportasi merupakan penyumbang terbesar defisit neraca jasa nasional. Pada Kuartal III-2020, impor jasa transportasi hanya mencapai USD 1,6 miliar, turun drastis apabila dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2019 yang mencapai USD 3 miliar. Hal ini pada dasarnya bukan pertanda tersebut merupakan sinyal turunnya perdagangan barang secara keseluruhan, karena hampir keseluruhan proses ekspor dan impor barang Indonesia bergantung pada penyedia jasa luar. Semakin kecil impor jasa transportasi, artinya kegiatan perdagangan barang juga sedang mengalami jasa bisnis lainnya, yang merupakan penyumbang ekspor jasa terbesar ketiga di Indonesia, juga mengalami kontraksi pertumbuhan yang cukup besar. Pada tiga kuartal pertama 2020 Q1, Q2, Q3, sektor jasa lainnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -25% y-o-y. Walaupun begitu, pada Kuartal III-2020 terlihat ada tren rebound, dimana kontraksi pada Kuartal III-2020 tidak sebesar pada Kuartal Ekspor JasaEkspor jasa dipengaruhi sejumlah faktor, seperti nilai tukar riil, foreign income global GDP, Foreign Direct Investment FDI, dan kualitas layanan komunikasi Ahmad, Kaliapppan dan Ismail, 2017. Meningkatnya nilai tukar riil membuat harga relatif dari jasa menjadi lebih murah, sehingga dapat meningkatkan permintaan. Foreign income menunjukkan kemampuan daya beli dari negara-negara tujuan pasar jasa; semakin tinggi global GDP, ekspor jasa semakin studi van Dijk, 2002; Santos, 2005 menunjukkan hubungan positif antara FDI dengan ekspor; FDI dapat meningkatkan stok kapital dari sebuah negara dan pada akhirnya mendorong kinerja ekspor. Dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global, demand global atas jasa menjadi menurun. Hal ini diperburuk oleh ketidakpastian -ancaman resesi membuat investor menunda FDI. Wajar apabila ekspor jasa global akan lesu pada era membangkitkan ekspor jasa pada kondisi semula tentu menjadi tantangan besar. Menurut saya, setidaknya ada tiga strategi yang dapat dikembangkan. Pertama, mendorong digitalisasi sektor jasa. Kedua, mendorong proses servicification. Ketiga mengembangkan sumber daya manusia SDM.Pertama, strategi digitalisasi. Salah satu angin segar di masa pandemi adalah semakin banyaknya sektor jasa yang sudah mampu didigitalisasi. Sejumlah produsen jasa mencoba beradaptasi, baik dengan merubah layanan dalam bentuk digital, maupun menjadikan digital platform sebagai sarana penjualan produk. Sektor jasa seperti pendidikan dan kesehatan saat ini mengubah bentuk layanan dalam bentuk digital. Selain kursus online, layanan health-tech juga semakin berkembang. Hal ini didukung dengan semakin tingginya permintaan jasa digital. Riset yang dilakukan Google, Temasek, dan Bain&Company 2020 menunjukkan bahwa 37% dari digital services konsumen pada 2020 adalah konsumen baru; 93% akan terus menggunakan layanan jasa digital setelah pengujung 2020 kita melihat akselerasi adaptasi masyarakat terhadap teknologi digital. Pandemi yang berlangsung memaksa banyak orang beradaptasi dengan teknologi. Laporan yang dikeluarkan Facebook dan Bain Company menunjukkan bahwa pada 2020 di Asia Tenggara terdapat 310 juta konsumen digital, angka yang seharusnya baru dicapai empat tahun lagi. Pada laporan tersebut ditunjukkan bahwa barang yang dikonsumsi oleh konsumen Indonesia meningkat sebesar 40% dibandingkan 2019. Sedangkan jumlah online shops yang dikunjungi meningkat sebesar 30%. Secara keseluruhan, jumlah digital konsumen di Indonesia bertambah 35 juta dibandingkan pada strategi servicification. Servicification of manufacturing adalah ketika semakin besarnya proporsi input sektor jasa dalam sebuah proses manufaktur. Saat ini dalam sebuah proses manufaktur porsi jasa semakin besar. Pada proses produksi setidaknya terdapat sejumlah jasa yang terlibat, seperti jasa legal, jasa engineering, jasa real estate, jasa perpajakan, jasa marketing, dan banyak sebuah rantai nilai proses produksi manufaktur terdapat beberapa tahap. Dimulai dari concept R&D, branding, design, manufacturing, distribution, marketing, hingga sales. Secara teori, value-added yang dihasilkan pada tahap concept, branding, design diperkirakan dapat mencapai 40% dari total nilai tambah dalam value chain manufaktur, sedangkan untuk distribution, marketing dan sales mencapai dapat mencapai 40%.Angka-angka tersebut melebihi value-added pada proses manufacturing yang sebesar 20%. Sejumlah riset telah menunjukkan bahwa kontribusi sektor jasa dalam proses manufaktur semakin besar setiap tahunnya. Saat ini diperkirakan 30-40% dari total nilai ekspor manufaktur negara-negara OECD pada dasarnya merupakan nilai tambah yang diciptakan oleh sektor jasa Nayyar&Cruz, 2019.Berdasarkan riset yang dilakukan ITAPS 2019, untuk konteks Indonesia sektor jasa berkontribusi sebagai input sektor electronic equipment sebesar 40,75%, sedangkan untuk machinery and equipment mencapai 22,06%. Lebih lanjut, analisis ITAPS menunjukkan bahwa sektor jasa konstruksi berkontribusi sebesar 22,9% dari total input sektor manufaktur, sedangkan sektor perdagangan berkontribusi sebesar 11,46%.Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor jasa berperan besar sebagai input pada sektor manufaktur di Indonesia. Pengadaan jasa dalam rantai nilai manufaktur membuat semakin banyak jasa yang dipihakketigakan keluar perusahaan outsource. Penelitian Cruz dan Nayyar 2017 menunjukkan, di 40 negara pada 2000-2014, outsourcing jasa dari manufaktur sudah menyumbangkan 10% dari total value added sektor outsourcing tersebut menciptakan efisiensi dalam produksi jasa, karena terjadinya spesialisasi. Economics of scale yang tercipta dari spesialisasi ini ke depannya dapat mendorong output perusahaan manufaktur dan menurunkan biaya input yang berasal dari sektor analisis KPMG, nilai transaksi untuk Information Technology Outsourcing ITO dan Business Process Outsourcing BPO secara global mencapai USD 167,9 miliar; sekitar 84% permintaan outsourcing berasal dari Amerika Serikat. Sektor-sektor utama yang melakukan outsourcing saat ini adalah sektor pertahanan dan pemerintahan yang berturut-turut berkontribusi sebesar 39% dan 29%. Angka-angka tersebut menunjukkan besarnya peluang bagi sektor jasa ketiga adalah pembenahan kualitas SDM. Perekonomian Indonesia saat ini bertransformasi dari sektor manufaktur menjadi sektor jasa. Tetapi, pekerjaan sektor jasa di Indonesia masih relatif didominasi oleh sektor yang bernilai tambah rendah. Contohnya, sekitar 30% pekerja sektor jasa bekerja di sektor perdagangan kecil dan besar. Oleh sebab itu sektor jasa Indonesia perlu segera naik satu cara agar sektor jasa dapat naik kelas adalah membenahi kualitas SDM. Langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kualitas SDM adalah dengan memperbaiki sistem sekolah vokasi, penambahan kapasitas pelatihan, dan sertifikasi tenaga strategi di atas diperlukan, tidak hanya untuk mendorong perdagangan jasa sehingga mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional, tetapi juga untuk pengembangan sektor jasa Indonesia di masa yang akan datang. Dalam rangka pemulihan ekonomi tidak cukup hanya dengan strategi jangka pendek; perlu ada peta jalan sektor jasa yang strategis dan Syarif Hidayatullah Senior Policy Analyst Indonesia Services Dialogue mmu/mmu
jgRW. 352 117 63 477 101 138 212 275 276

sektor perdagangan dan jasa yang dikembangkan negara ini mampu